Sudah lama tidak menulis di blog ini. Bukan, bukan saya meninggalkan kegiatan menulis saya. Namun saja saya akhir akhir ini saya lebih banyak menulis di blog saya yang lain yang tentu tidak berkaitan dengan lika-liku hidup saya.
Banyak hal yang perlu diceritakan dari terbang cross country, bisnis e-commerce saya yang cenderung menurun, menjadi konsultan untuk pelatihan bisnis konveksi dan tentu saja hal yang paling penting adalah pengalaman istri menjalani operasi tuba falopi.
Kok baru cerita sekarang? yap karena memang kejadian tersebut baru saja kami lewati. Keputusan ini awalnya sangat lama kami pikirkan, kami memutuskan hal tersebut disamping masalah biaya yang "cukup" menguras yang paling membuat kami sangat berat memikirkannya adalah menghilangkan sesuatu di tubuh, dari ada disitu menjadi tidak ada disitu.
Entah angin apa di hari sabtu penghujung bulan juli itu kami bertengkar hebat, sangat hebat. Sampai macam drama korea saja istri mendadak keluar dari mobil di depan pasar Cicadas. Ujung pertengkarannya bisa anda tebak, sudah pasti tentang hamil-hamilan. Bagi kaum perempuan hal tersebut sangatlah menguras emosi. Setelah menemani istri berjalan sepanjang jalan Cicadas, mencoba tenang dan berfikir, maka kami sepakat hari itu juga apapun yang terjadi kami akan menjalani operasi pengangkatan tuba falopi menggunakan metode laparoskopi.
Daftar admininstrasi, isi data diri, lalu bayar deposit (Rp 10.000.000 dari 26.000.000) kami langsung dijadwalkan operasi pada malam hari pukul 21:00 WIB. Kaget kan? kami juga kaget ternyata dokter bisa lembur juga kejar deadline. Oh iya, sebelumnya istri menjalani beberapa tes laboratorium dan rontgen toraks.
Akhirnya waktu menunjukan pukul 20:30. Istri ganti baju operasi, lalu air mata mulai merembes di ujung kelopak mata. Saya tidak tahu tapi saya sedih sekali waktu itu. I know my wife for almost 14 years, jadi saya tahu dia juga sangat ketakutan. Namun apadaya inilah yang harus kami lewati, so be it..
30 menit setelah istri masuk saya pun dipanggil masuk ke dalam ruang operasi, saya dipersilahkan mengganti pakaian terlebih dahulu lalu dr Tono menjelaskan satu-satu kondisi istri saya. Saya dapat melihat dengan jelas ketika rahim istri saya dibongkar, tuba falopi sebelah kiri yang bermasalah, beberapa miom yang dibersihkan, liver dan beberapa perlengketan. Yap betul bapak-bapak ibu-ibu, siaran langsung di meja operasi!
Setelah agak geliyengan sendiri di meja operasi karena onderdil istri saya terpapar langsung ke mata saya, dokter mempersilahkan saya duduk dan menjelaskan sebentar dengan beberapa alat yang masih beliau genggam.
"Sepertinya istri kamu suka yoga ya?"
"Iya dok, rajin dia yoga-nya" dengan keadaan masih bingung, the fuck beliau tau istri suka yoga.
"Bagus ini soalnya kista-nya tersentralisasi karena daya tahan dan pola hidup yang bagus dari istri kamu"
"Kayaknya ini ga perlu diangkat deh tuba sebelah kiri-nya kita coba perbaiki saja"
Seketika juga air mata saya langsung menetes, ternyata Allah masih berbaik hati dengan kami tidak ada bagian dari istri yang diambil keluar.
Dan benar saja istri mengalaminya, air mata terus menetes karena ketakutan dan kedinginan. Tapi saya tahu memang seperti itulah basian bius total.
Keesokan hari-nya dr. Tono visit ke bangsal kami. Dokter mengatakan bahwa operasi tadi malam berjalan sukses, seminggu kontrol lagi untuk cabut perban, dan kemungkinan ada nifas karena istri saya sekalian di kuret.
Sampai tulisan ini di-tulis istri dan saya masih bermalas-malasan di apartmet menunggu kontrol pertama kami hari sabtu besok, Kami nikmati saja dulu masa pemulihan ini dengan cerutu, kopi dan DVD player..
Banyak hal yang perlu diceritakan dari terbang cross country, bisnis e-commerce saya yang cenderung menurun, menjadi konsultan untuk pelatihan bisnis konveksi dan tentu saja hal yang paling penting adalah pengalaman istri menjalani operasi tuba falopi.
This is a major big step
Untuk sebagian besar orang hal tersebut menjadi momok serius, apalagi untuk pasangan yang sangat mendambakan buah hati. Operasi ini merupakan rangkaian treatment yang harus kami jalani untuk memperbesar kemungkinan hamil dengan alami atau IVF.Kok baru cerita sekarang? yap karena memang kejadian tersebut baru saja kami lewati. Keputusan ini awalnya sangat lama kami pikirkan, kami memutuskan hal tersebut disamping masalah biaya yang "cukup" menguras yang paling membuat kami sangat berat memikirkannya adalah menghilangkan sesuatu di tubuh, dari ada disitu menjadi tidak ada disitu.
Entah angin apa di hari sabtu penghujung bulan juli itu kami bertengkar hebat, sangat hebat. Sampai macam drama korea saja istri mendadak keluar dari mobil di depan pasar Cicadas. Ujung pertengkarannya bisa anda tebak, sudah pasti tentang hamil-hamilan. Bagi kaum perempuan hal tersebut sangatlah menguras emosi. Setelah menemani istri berjalan sepanjang jalan Cicadas, mencoba tenang dan berfikir, maka kami sepakat hari itu juga apapun yang terjadi kami akan menjalani operasi pengangkatan tuba falopi menggunakan metode laparoskopi.
Laparoskopi dr. Tono Djuwantono, SpOg
Bukan tanpa periapan informasi kami mengambil keputusan itu, kami sudah mengantongi beberapa nama dokter. Namun entah kenapa dr. Tono dari RS Limijati-lah pilihan kami. Kebetulan sekali dr. Tono hari itu available operasi di RS Grha Bunda yang notabene sangat dekat dengan apartment kami.Daftar admininstrasi, isi data diri, lalu bayar deposit (Rp 10.000.000 dari 26.000.000) kami langsung dijadwalkan operasi pada malam hari pukul 21:00 WIB. Kaget kan? kami juga kaget ternyata dokter bisa lembur juga kejar deadline. Oh iya, sebelumnya istri menjalani beberapa tes laboratorium dan rontgen toraks.
Akhirnya waktu menunjukan pukul 20:30. Istri ganti baju operasi, lalu air mata mulai merembes di ujung kelopak mata. Saya tidak tahu tapi saya sedih sekali waktu itu. I know my wife for almost 14 years, jadi saya tahu dia juga sangat ketakutan. Namun apadaya inilah yang harus kami lewati, so be it..
30 menit setelah istri masuk saya pun dipanggil masuk ke dalam ruang operasi, saya dipersilahkan mengganti pakaian terlebih dahulu lalu dr Tono menjelaskan satu-satu kondisi istri saya. Saya dapat melihat dengan jelas ketika rahim istri saya dibongkar, tuba falopi sebelah kiri yang bermasalah, beberapa miom yang dibersihkan, liver dan beberapa perlengketan. Yap betul bapak-bapak ibu-ibu, siaran langsung di meja operasi!
Setelah agak geliyengan sendiri di meja operasi karena onderdil istri saya terpapar langsung ke mata saya, dokter mempersilahkan saya duduk dan menjelaskan sebentar dengan beberapa alat yang masih beliau genggam.
"Sepertinya istri kamu suka yoga ya?"
"Iya dok, rajin dia yoga-nya" dengan keadaan masih bingung, the fuck beliau tau istri suka yoga.
"Bagus ini soalnya kista-nya tersentralisasi karena daya tahan dan pola hidup yang bagus dari istri kamu"
"Kayaknya ini ga perlu diangkat deh tuba sebelah kiri-nya kita coba perbaiki saja"
Seketika juga air mata saya langsung menetes, ternyata Allah masih berbaik hati dengan kami tidak ada bagian dari istri yang diambil keluar.
Pemulihan Paska Laparoskopi
Setelah 1 jam berada di ruang operasi, istri keluar dengan perut yang sudah dijahit dan sedikit sadar. Sebelumnya saya sudah memberi tahu istri bahwa hal paling tidak enak ketika di bius total adalah "BASIAN"-nya. Kepala pusing, mual, dingin persis seperti orang sakaw.Dan benar saja istri mengalaminya, air mata terus menetes karena ketakutan dan kedinginan. Tapi saya tahu memang seperti itulah basian bius total.
Keesokan hari-nya dr. Tono visit ke bangsal kami. Dokter mengatakan bahwa operasi tadi malam berjalan sukses, seminggu kontrol lagi untuk cabut perban, dan kemungkinan ada nifas karena istri saya sekalian di kuret.
Sampai tulisan ini di-tulis istri dan saya masih bermalas-malasan di apartmet menunggu kontrol pertama kami hari sabtu besok, Kami nikmati saja dulu masa pemulihan ini dengan cerutu, kopi dan DVD player..
Mas, saya juga tadi habis kontrol ke dr.Tono dan karena ada perlengketan saya disarankan untuk laparoskopi tp saya masih takut... apakah tindakan itu betul diperlukan? Apakah sebelumnya mas dan istri sudah pernah ke dokter lain untuk second opinion?
ReplyDeleteHalo ibu Lulu,
DeleteMenjawab pertanyaan ibu sebenarnya saya tidak dalam kapasitas untuk memberitahu tindakan itu betul atau tidak.
Namun ibu bisa berkaca dari tulisan saya diatas dan pada hasilnya. Alhamdulillah walaupun kita tidak tahu rencana tuhan ke depannya bagaimana. Namun usaha kami membuahkan hasil (sampai saat ini). Istri saya bulan desember 2016 ini positif hamil.
Setelah kontrol pertama kami dengan dokter Tono SpOg di RS Limijati Bandung beliau menjelaskan bahwa range waktu kehamilan golden period setelah operasi adalah 3-6 bulan. Dan ternyata benar.
Walau tantangannya lebih besar untuk KET survivor karena ada chance 20% KET lagi, tapi ini merupakan sinyal positif selama 4 tahun kami berusaha untuk hamil. Posisi kami saat ini pasrah pada hasilnya nanti.
Semoga dapat mencerahkan. Sehat selalu untuk ibu dan keluarga.
Laparaskopi bisa di tanggung BPJS ga gan
DeleteSetau saya tidak bisa ya bu. Atau saya yang kurang info..
DeleteBisa, coba searching RSU bunda menteng sdh bisa dg BPJS
DeleteAlhamdulilah kalau bisa, terima kasih infonya..
DeleteSelamat sore pak kemal salam kenal, kebetulan saya juga djadwalkan laparaskopi oleh dr tono..yang ingin saya tanyakan itu keharusan suami masuk ke ruang oprasi pak? Lihat langsung dan bukan via monitor? Bapak ada contact yg bisa dhub..skedar berbagi pngalaman krn suami saya ingin menanyakan beberapa hal dan butuh teman sperjuangan istilahnya..trimakasih pak..
ReplyDeleteHalo bu maaf late reply, mungkin sekarang ibu sudah operasi kali ya. Untuk nomer bisa saja ibu telfon ke nomer di alamat ini www.solusikonveksi.com disitu tertera nomer saya. Saya tidak berani publish di website ini. Silahkan jika ingin bertanya-tanya saya dengan senang hati membantu. Menanggapi jawaban walau telat, tidak bu tidak wajib tapi memang sepertinya hal itu untuk mengatasi miss prosedur saja jadi ada saksilah kira-kira fungsi-nya seperti itu. Lihat langsung dan ada layar monitornya juga. Semoga membantu.
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteKami di GRHA BUNDA sekitar 30jt all in
DeleteSlmt mlm pak
ReplyDelete.saya mau tanya soal oprasi laparoskopi
.biar ada pncrahan
.kira2 biaya oprasinya aja berapa ya???
.trus rawat inap brapa hari???
.biaya obat sama ruanganya berapa???
.mf banyak ngajuin prtanyaan,soalnya saya parnoan
.kl udh tau kisaran biaya masing2 saya bisa siap2 gt :)
GRHA BUNDA sekitar 30jt all in itu sekitar setahun yang lalu sekarang mungkin sudah naik.
DeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteMakasih banyak atas informasinya mas. Saya sedang mencari dokter untuk tindakan laparoskopi ini.
ReplyDeleteMakasih banyak atas informasinya mas. Saya sedang mencari dokter untuk tindakan laparoskopi ini.
ReplyDeleteAssalamualaikum
ReplyDeleteMaaf pak saya mau tanya kalo sudah oerasi larascopy. Trus waktu yang diperlukan untuk berhubungan lagy kapan ya pak
Sekitar 4 minggu bu
DeleteMaaf pak, sekarang istrinya sudah mengandung?
ReplyDeleteSedang mengandung 7 bulan, doakan kami ya..
Deletesetelah pasca opr .. berapa lama proses yang dibutuhkan sampai dengan penyembuhan pak?
ReplyDeleteuntuk hasil ter anyar kabar istri bapak dan kandungannya bagaimana?
mudah mudahan selalu diberikan kesehatan istri dan kandungan nya pak.
saya juga mengalami kejadian dimana tuba istri saya ada penyumbatan.
Amin amin ya rabbal alamin. Sewaktu saya tulis komen ini istri sedang hamil 7 bulan pak. Total sampai bisa coba lagi kurang lebih 3 bulan pak. Dimana hormon sudah stabil lagi. Jangan patah semangat pak, asal ada kemauan pasti ada jalan.
Deletesetelah LO d suntik 3 bulan agar tdk haid tdk? kalau iya. stelah suntik tsb. lgsg hamil ya pak?
DeleteGa langsung hamil bu, inhtiar sebentar trus hamil yg kedua tapi misscariage lagi..
Deletesaya baru LO sekitr tgl 18 okt 2019 di salah satu RS di pku. setelah LO justru saya merasakan sakit luar biasa. kl pipis sakit, bab jg nyeri. setelah di LO saya hanya mendapatkan antibiotik lewat infus. waktu saya tanya apakah ada antibiotik yg di konsumsi oral, jwb si dokter gk ada. pertanyaannya apakah wajar masih merasakan sakit padahal udah sebulan LO?Waktu saya tanya ke dokter, katanya wajar krn lg masa subur dan telurnya mau pecah( istilah dokter x ya) brp lama kira2 luka LOnya mengering?
ReplyDeleteSeinget saya, istri juga merasakan hal yang sama. Tapi berapa lama jujur saya lupa. Mohon maaf bu saya tidak bisa menjawab pertanyaan ibu karena saya bukan dokter. Ada baiknya coba second opinion bahkan 3 kalau perlu.
DeleteAssalamualikum, maaf sebelumnya kalo boleh tau LO karna ada riwayat apa ya sebelumnya? Kebetulan saya habis dr dokter Tono dan disarankan untuk LO. Btw boleh minta kontak yg bisa di hubungi kah? Buat info ttg LO? Terimakasih 🙏🏼
ReplyDeleteKalau kami kehamilan ektopik terganggu ditambah dengan hidrosalping.
Deletehai kemal.. salam kenal aku mau tanya kebetulan aku di suruh LO jg oleh dr tono, mau tanya kalau istri sebelumnya saat hsg tuba tersumbat kedua nya tersumbat atau hanya salah satu? terimakasih ya sebelumnya..
ReplyDeleteHalo kiarra,
DeleteKalau istri bukan tersumbat tapi hidrosalping mungkin akibat dari KET. Kalau hidrosalping itu sejauh yang saya tau tuba membesar seperti bengkak yang mengeluarkan cairan. Cairan tersebut yang membuat embrio tidak bisa berkembang karena mengganggu kualitas rahim.
Assallamualikum waduh saya baca baca sama juga seperti istri saya pak.
ReplyDeleteSaya masih bingung juga masalah laparskopi dan masalah sumbatan
Apakah ketika itu istri mas di ponis saluran tuba tersumbat ke 2anya .. Dan ada cairn yang membahayakan embrio.. Yng saya tanyakan cairan tersebut menempel di saluran tanpa merusak saluran tuba ?
Satu lagi setelah di oprasi apakah di hsg kembali dan cek seperma buat pasangan itu termasuk ke dalam biaya 30jt ?
Apakah tersumbat keduanya? Tidak pak. cairan yg membahayakan embrio hanya dokter pak yang bisa jawab.
DeleteApakah hsg dan cek sperma termasuk? Tidak pak..