Baru baru ini kami berdua diharuskan untuk tes HSG karena perjalanan TTC kami yang agak belok-belok yang anda bisa baca di sini. Kami sudah mempersiapkan hal ini dari 3 bulan lalu ketika istri selesai pengobatan pasca KE di rumah sakit Boromeus. Apesnya semua itu dilakukan ketika saya sedang mendapat SPT (Surat Perintah Terbang), jadilah saya pulang balik Jakarta - Bandung - Pangandaran - Bandung - Pangandaran - Jakarta hehehe.
Singkat cerita senin lalu tanggal 22/2/2016 kami memilih Pramita Jl Riau Bandung untuk tes HSG perdana istri. Tesnya tidak terlalu lama sekitar 20 menit setelahnya diresepkan painkiller yang dimasukkan melalui anus dan antibiotik, hasilnya pun bisa langsung diambil 15 menit kemudian. Oh iya, sebelum tes ini kami lakukan dokter maximus sempat memberikan antibiotik selama beberapa hari sebelum melaksanakan HSG. HSG harus dilakukan tepat 10 hari sejak hari pertama, saya kurang tahu kenapa pada awalnya. Namun pasti ada alasan kenapa diberikan antibiotik pra tes dan dihitung di hari ke-10, dan akhirnya..
Benar saja 1 jam setelah tes, ketika saya sedang di terminal untuk berangkat ke pangandaran. Mendadak istri saya mukanya mucat, seperti orang kehabisan darah dan mengeluh perut bawah sebelah kirinya sakit sekali. Saya ingat dokter memberikan 2 kapsul obat painkiller sesampainya di rumah karena saya tidak jadi berangkat ke pangandaran saya langsung memberikan obat tersebut. Sakitnya seperti apa? saya rasa sakit sekali karena istri saya kelojotan dan istri saya bukan tipe orang yang manja akan sakit, jadi ya sakit banget.
Sakitnya berangsur mereda, dan paginya saya beranjak pergi ke pangandaran. Selang beberapa hari saya disana istri saya mengeluh kalau saja sakitnya belum juga hilang padahal sudah hampir seminggu sejak HSG. Saya balik saat itu juga karena tidak tenang, saya mengikuti saaran instruktur saya untuk tidak membawa masalah ketika di atas. Namun untuk hal ini saya tidak berani naik dulu karena satu dan lain hal.
Sesampainya di bandung benar saja istri saya positif infeksi karena setelah tes lab di Boromeus jumlah leukosit-nya yang tinggi. Yang agak membuat saya gusar, di (maaf) celana dalamnya pun terkadang ada noda putih kekuningan seperti keputihan. Sampai saat saya menulis tulisan ini istri saya masih terbaring lemah. Badannya masih menggigil setiap sore dan sedang berusaha menghabiskan antibiotik yang diberikan dokter maximus.
Tulisan ini bukan menjatuhkan pihak tertentu ya, cuma ingin berbagi pengalaman saja untuk ibu-ibu atau bapak-bapak yang akan melakukan tes HSG supaya make sure semua-semuanya sebelum melakukan tes. Make sure ketika tes berlangsung tidak keputihan, ceritakan riwayat anda apakah pernah TBC dan lain-lain dan bahkan jujur saja kalau ada ketakutan-ketakuan anda pasca tes berlangsung.
Untuk tulisan ini akan terus saya update sampai istri saya membaik dan boleh melaksanakan tes Hidrotubasinya minggu depan.
Singkat cerita senin lalu tanggal 22/2/2016 kami memilih Pramita Jl Riau Bandung untuk tes HSG perdana istri. Tesnya tidak terlalu lama sekitar 20 menit setelahnya diresepkan painkiller yang dimasukkan melalui anus dan antibiotik, hasilnya pun bisa langsung diambil 15 menit kemudian. Oh iya, sebelum tes ini kami lakukan dokter maximus sempat memberikan antibiotik selama beberapa hari sebelum melaksanakan HSG. HSG harus dilakukan tepat 10 hari sejak hari pertama, saya kurang tahu kenapa pada awalnya. Namun pasti ada alasan kenapa diberikan antibiotik pra tes dan dihitung di hari ke-10, dan akhirnya..
Benar saja 1 jam setelah tes, ketika saya sedang di terminal untuk berangkat ke pangandaran. Mendadak istri saya mukanya mucat, seperti orang kehabisan darah dan mengeluh perut bawah sebelah kirinya sakit sekali. Saya ingat dokter memberikan 2 kapsul obat painkiller sesampainya di rumah karena saya tidak jadi berangkat ke pangandaran saya langsung memberikan obat tersebut. Sakitnya seperti apa? saya rasa sakit sekali karena istri saya kelojotan dan istri saya bukan tipe orang yang manja akan sakit, jadi ya sakit banget.
Sakitnya berangsur mereda, dan paginya saya beranjak pergi ke pangandaran. Selang beberapa hari saya disana istri saya mengeluh kalau saja sakitnya belum juga hilang padahal sudah hampir seminggu sejak HSG. Saya balik saat itu juga karena tidak tenang, saya mengikuti saaran instruktur saya untuk tidak membawa masalah ketika di atas. Namun untuk hal ini saya tidak berani naik dulu karena satu dan lain hal.
Sesampainya di bandung benar saja istri saya positif infeksi karena setelah tes lab di Boromeus jumlah leukosit-nya yang tinggi. Yang agak membuat saya gusar, di (maaf) celana dalamnya pun terkadang ada noda putih kekuningan seperti keputihan. Sampai saat saya menulis tulisan ini istri saya masih terbaring lemah. Badannya masih menggigil setiap sore dan sedang berusaha menghabiskan antibiotik yang diberikan dokter maximus.
Tulisan ini bukan menjatuhkan pihak tertentu ya, cuma ingin berbagi pengalaman saja untuk ibu-ibu atau bapak-bapak yang akan melakukan tes HSG supaya make sure semua-semuanya sebelum melakukan tes. Make sure ketika tes berlangsung tidak keputihan, ceritakan riwayat anda apakah pernah TBC dan lain-lain dan bahkan jujur saja kalau ada ketakutan-ketakuan anda pasca tes berlangsung.
Untuk tulisan ini akan terus saya update sampai istri saya membaik dan boleh melaksanakan tes Hidrotubasinya minggu depan.
Post a Comment